Sabtu lalu, 16 Desember 2023 dapat kesempatan untuk hadir ke acara seminarnya Anakkuid yang membahas topik "Pentingnya Protein Hewani untuk Perkembangan Otak Anak". Sebuah topik yang sangat menarik untuk dipelajari dan aku yakin semua para ibu akan sependapat. Padahal sebelumnya hampir saja memutuskan untuk konfirmasi tidak hadir karena suatu alasan. Tapi sepertinya aku akan menyesal berkepanjangan kalo nggak hadir, mengingat siapa narsumnya dan seminarnya free/gratis, sayang banget pokoknya kalau dilewatkan haha. Karena alasan itulah, lewat tulisan ini aku ingin berbagi beberapa poin penting materi yang sempat dibahas dalam acara itu.
Acara berlangsung di RS Melinda 2 Bandung, sekaligus sebagai sponsor acara bersama Ultra Mimi Kids dan Anakkuid. Menghadirkan dr. Viramitha Kusnandi Rusmil, Sp.A(K).,M.Kes sebagai narsum yang merupakan dokter spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik di RS Melinda 2 Bandung.
Ada lima point materi yang dibahas dalam seminar ini, diantaranya:
1. Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan merupakan sesuatu yang dapat diukur satuannya seperti tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, dll. Berbeda dengan perkembangan yang merupakan fungsi dan kemampuan seperti penglihatan, pendengaran, bicara, merangkak, dll.
2. Pentingnya Nutrisi 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan)
1000hpk merupakan fase yang dimulai sejak pembuahan hingga anak berusia 2 tahun. Fase ini merupakan periode kritis dimana terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Sehingga pemberian nutrisi yang cukup pada fase ini sangatlah penting.
Selama 1000hpk terjadi pertumbuhan, pematangan, dan pembentukan koneksi antara satu sel saraf dengan lainnya secara cepat. Pada usia 2 tahun pembentukan otak sudah mencapai 80% dari orang dewasa.
Apabila anak mengalami kurang gizi (terutama dari protein hewani dan energi) akan mengakibatkan penurunan fungsi kognitif dalam jangka pendek dan panjang (stunting).
Jangka pendek dibagi dalam 2 kategori, yaitu :
Weight faltering (IQ akan menurun sebanyak 3-4 poin)
Gizi kurang/gizi buruk pada masa bayi (IQ akan menurun sebanyak 15 poin)
Jangka panjang (stunting) akan mengakibatkan IQ menurun drastis sebanyak 15-20 poin. Untuk menghindari hal itu terjadi, yang perlu dilakukan adalah memberikan nutrisi yang adekuat dan mengevaluasi status gizi dan kenaikan berat badan juga panjang badan.
3. Cara Pemberian Nutrisi yang Benar
Nutrisi yang direkomendasikan oleh WHO dan UNICEF pada masa 1000hpk adalah ASI eksklusif selama 6 bulan dan MPASI (Makanan Pendamping ASI) mulai dari usia 6 bulan hingga 2 tahun.
Pemberian MPASI harus memenuhi empat syarat utama yaitu :
Tepat waktu, MPASI diberikan saat ASI tidak mencukupi kebutuhan kalori, biasanya saat bayi berusia 6 bulan. Tekstur dikenalkan secara bertahap mulai dari puree hingga siap diberikan menu keluarga.
Adekuat, yaitu kualitas dan kuantitas harus memenuhi kebutuhan makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) dan mikronutrien (vitamin dan mineral dari buah sayur) sesuai usia.
Aman, proses persiapan dan pembuatan harus dilakukan secara aman dan higenis.
Diberikan dengan benar, dengan memperhatikan jadwal makan, lingkungan yang menyenangkan tanpa distraksi, dan prosedur proses makan tanpa adanya paksaan.
4. Protein Hewani untuk Pertumbuhan Linear dan Perkembangan Otak
Pertumbuhan linier terjadi akibat pertambahan panjang tulang pada lempeng epifisis. Hal ini juga berkaitan erat dengan perkembangan anak seperti kapasitas kognitif, bahasa dan sensorik-motoriknya. Untuk mendukung pertumbuhan linier dan perkembangan otak yang optimal, diperlukan pemenuhan nutrisi yang dapat diperoleh dari protein karena pada protein terdapat kandungan asam amino essential yang lengkap.
Ada dua jenis protein yaitu hewani dan nabati, keduanya sama-sama mengandung asam amino essential yang lengkap. Namun diantara keduanya, jumlah yang mencukupi kebutuhan hanya ada pada protein hewani diantaranya daging sapi, daging ayam, telur, ikan, susu sapi, dsb.
dr. Vira memyampaikan susu sapi memiliki kualitas protein yang lebih superior dibandingkan sumber protein hewani lainnya berdasar pada klasifikasi kualitas protein menggunakan metode DIAAS (Digestible Indispensable Amino Acid Score) oleh FAO (Food and Agriculture Organization) tahun 2013.
5. Monitoring Pertumbuhan dan Perkembangan
Monitoring pertumbuhan dan perkembangan secara rutin bertujuan untuk mengidentifikasi masalah tumbuh kembang anak lebih dini dan akan lebih cepat tertangani sebelum masalah menjadi lebih berat. Sehingga kita dapat mengevaluasi apakah pemberian nutrisi sudah cukup sesuai kebutuhan atau tidak yaitu dengan menilai status gizi dan menilai kenaikan berat badan maupun panjang badan.
source: Anakku Media |
Meski full padat materi, seminar yang berlangsung selama 2 jam ini terasa singkat dan menyenangkan. Aku pribadi sangat berterima kasih kepada pihak penyelenggara juga dr. Vira yang sudah menyempatkan waktu untuk berbagi ilmu kepada kami para peserta Seminar Pentingnya Protein Hewani untuk Perkembangan Otak Anak. Semoga berkah ya dok dan sehat selalu Aamiin…